Berkat lockdown NZ yang bikin orang nggak bisa jajan dan kluyuran, bulan Ramadhan kali ini jadi rajin bikin macem-macem masakan buat buka puasa. Biasanya tiap tahun pasti bikin jadwal, tapi baru hari ke-5 udah bubar. Ujungnya banyakan jajan😏. Tahun ini (hari ini) udah hari ke-19 dan taat masak sesuai jadwal. Prestasi!
Salah satu yang masuk jadwal adalah martabak manis. Browsing resepnya di internet, kayaknya gampang. Tapi ternyata gampang-gampang susah. Ada resep yang memerlukan ragi, ada yang cuma mengandalkan baking powder. Setelah beberapa kali percobaan, lebih suka tekstur adonan ragi. Yang tanpa ragi bisa bersarang, tapi rasanya kayak cake. Nah, problem adonan ragi (yang mana adalah benda ‘setengah hidup’) adalah semua tergantung raginya. Bikin dua kali pake ragi dari kemasan yang sama, hasilnya beda-beda. Ada yang ambleg, ada yang sukses. Makanya kalo pake ragi, banyak-banyak berdoa aja.
MARTABAK MANIS
Source: cookpad, then self-modified.
Bahan-bahan:
300 gr tepung terigu
60 gr gula pasir
2 sdm gula pasir untuk taburan
300 cc susu
1/2 sdm baking soda
1 sdt vanilla paste
3/4 sdm ragi instan
5 sdm air hangat
2 btr telur ukuran sedang
Garam secukupnya
Mentega
Bahan topping:
Apa aja terserah. Nutella, meses, condensed milk, keju, kacang.. terserah ente.
Cara bikinnya:
– Campur ragi dengan air hangat di gelas. Airnya wajib anget ya, jangan dingin jangan kepanasan. Aduk rata, kemudian tutup gelas yang rapat. Biarkan 12-15 menit sampai ragi berbuih. Jangan lupa berdoa supaya raginya aktif.
– Sambil menunggu ragi, campur terigu, 40 gr gula, garam, vanilla paste dan telur. Aduk pakai whisk. Tuangin susu sedikit-sedikit sambil diaduk sampai adonan tercampur rata, nggak grindil-grindil.
– Tuang cairan ragi, aduk rata.
– Tutup adonan pakai plastic wrap atau serbet yang bersih. Diemin kira-kira 30-35 menit sampai keluar gelembung-gelembung di permukaan adonan.
– Panaskan wajan teflon diameter 20cm sampai panaaas. Olesi wajan dengan mentega, kemudian kecilkan api. Tuang setengah adonan ke wajan, taburi permukaannya dengan 1 sdm makan gula. Tutup wajan dan masak pakai api kecil aja biar nggak gosong bawahnya.
– Kalau sudah bersarang kayak gambar di atas, tandanya sudah matang. Angkat, pindahin ke talenan. Oles permukaannya dengan mentega yang generous. Kemudian kasih macem-macem topping sesukanya. Potong di tengah, kemudian lipat jadi dua. Olesi lagi permukaan atasnya dengan mentega selagi panas.
– Masak sisa adonan dengan cara yang sama.
– Selesai, selamat makan martabak!
Notes from the shufu herself:
– Ragi berbuih pertanda mau diajak kerja sama. Kalau cairan ragi sudah didiemin 15 menit nggak keluar buih, berarti raginya mati. Ganti pakai ragi baru aja.
– Untuk wajan diameter 20cm, adonannya cukup utk dua porsi martabak dengan ketebalan medium. Nggak ketebelan, nggak ketipisan.
– Martabaknya bisa dibuat variasi rasa lain. Adonannya bisa dikasih tambahan pasta pandan, pasta moka, coklat bubuk atau tepung ketan hitam.
– Kalau mau topping kacang, kacangnya dioven tapi jangan sampai gosong. Kemudian digiling pakai chopper sebentar aja, jangan terlalu halus.
– Kalau mau tambah enak, pakai mentega yang bagus. Jangan margarin ya. Kami pake NZ pure butter yang dihasilkan dari sapi-sapi montok yang hidupnya bahagia cuma makan-tidur-makan-tidur aja sehingga hasil perahan susunya enak.